Politeknik ini diharapkan dapat menjadi pendorong bagi pertumbuhan industri mebel pada khususnya, serta tenaga kerja di bidang pengolahan kayu pada umumnya.
Jakarta (FaktaID) – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Mohajer Effendi memuji diklat Kementerian Perindustrian yang telah menghasilkan SDM industri mebel, Politeknik Industri Mebel dan Pengolahan Kayu (Polifurneka) di Kendal, Jawa Tengah. .
“Politeknik ini diharapkan dapat menjadi pendorong tumbuhnya industri mebel khususnya dan tenaga kerja di bidang pengolahan kayu. Mohajer mengatakan dalam keterangannya, Jumat di Jakarta: Kehadiran politeknik ini di Kendal harus bermanfaat secara langsung dan tidak langsung bagi Kabupaten Kendal.
Mohajer Effendi memberikan apresiasi tersebut saat melakukan kunjungan kerja ke satu-satunya perguruan tinggi negeri yang fokus pada furnitur dan pengolahan kayu di Indonesia.
Kemenperin Terus Akselerasi Transformasi Industri 4.0.
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin, Aros Gunavan mengatakan, Kemenperin terus berupaya meningkatkan kinerja industri furnitur agar bisa lebih produktif dan inovatif, misalnya. Dengan menyediakan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten melalui penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan yang profesional.
Upaya ini dilakukan oleh salah satu unit diklat Kementerian Perindustrian yaitu Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu (Polifurneka) di Kendal, Jawa Tengah.
Sejak dimulai pada tahun 2018, pendidikan di Polifurneka telah menggunakan konsep pendidikan sistem ganda, yaitu pendidikan berimbang baik di kampus maupun di dunia industri.
Satuan pendidikan meliputi pelaku usaha, industri dan asosiasi mulai dari perencanaan kurikulum, pengembangan kurikulum, kegiatan pendidikan, kegiatan praktek kerja industri sampai dengan rekrutmen lulusan.
“Saat ini mahasiswa Polifornica berjumlah 437 orang dan telah lulus 262 orang untuk bekerja di industri mebel. Sebagai politeknik baru, kami terus menambah sumber daya manusia fakultas kami dan meningkatkan keterampilan mereka melalui program pelatihan guru berbasis industri serta menambah 150 mitra industri di sektor furnitur dan pertukangan.
Polifurneka memiliki tiga program studi, yaitu D3 Teknik Produksi Furnitur dengan output lulusan sebagai Staf PPIC/Supervisor, D3 Desain Furnitur dengan output lulusan sebagai Drafter/Junior Designer dan D3 Manajemen Bisnis Industri Furnitur dengan output lulusan sebagai Assistant Manager/Supervisor
“Sistem pendidikan di Polifurneka memadukan pengetahuan, keterampilan dan sikap untuk menghasilkan output sumber daya manusia yang kompeten. Proses pembelajaran di Polifurneka menggunakan sistem ganda dengan perbandingan 70% praktik dan 30% teori,” jelas Direktur Polifurneka Terry Ernavati. digunakan adalah setengah blok dengan kurikulum berbasis SKKNI.
MPMRent Gandeng Jaringan SMK dan Latih Tenaga Otomotif
Dalam upaya pengembangannya, Polifurneka juga dibantu oleh tenaga ahli dari program Skills for Competitiveness (S4C) yang bekerja sama dengan pemerintah Swiss melalui Swisscontact.
Bantuan berupa DACUM (Pengembangan Kurikulum), PSC (Private Sector Partnership), Penyusunan Rencana Strategis, Pengembangan Sistem Teknologi Informasi, Penyusunan Kurikulum dan RPS, Peningkatan Kompetensi Pembicara (E-DEDACTIC), Pemasangan Bengkel Mesin.
Kemenperin mencatat, kinerja ekspor industri furnitur mencapai US$2,5 miliar pada 2022 dan ditargetkan meningkat menjadi lebih dari US$5 miliar pada 2024.
Industri mebel merupakan sektor tenaga kerja yang menyerap tenaga kerja sebanyak 143.000 orang dari 1.114.000 perusahaan. Data terakhir Desember 2022 mencatat utilisasi industri mebel sebesar 74,16%.
Koresponden: Sela Pandavarsa Garta
Editor: Nusarina Yuliastuti