Kairo (FaktaID) – Mesir menjadi tuan rumah pembicaraan antara pejabat Israel dan Palestina, juga didukung oleh Amerika Serikat dan Yordania, untuk meredam gelombang kekerasan di Tepi Barat menjelang bulan suci Ramadhan.
Pertemuan lima pihak di resor Sharm el-Sheikh diselenggarakan pada hari Minggu setelah pertemuan puncak yang ditengahi AS pada 26 Februari 2023 di Yordania, untuk mengonfirmasi komitmen Israel-Palestina untuk mengurangi ketegangan.
Namun, upaya ini ditentang oleh faksi di kedua belah pihak dan gagal menghentikan kekerasan di wilayah tersebut.
Menurut Kementerian Luar Negeri Mesir, pertemuan Sharm el-Sheikh bertujuan untuk mendukung dialog Palestina-Israel untuk bekerja sama menghentikan aksi dan eskalasi sepihak serta memutus siklus kekerasan untuk mencapai perdamaian.
Kementerian Luar Negeri Mesir mengumumkan dalam sebuah pernyataan: Pertemuan ini dapat memfasilitasi terciptanya lingkungan yang cocok untuk dimulainya kembali proses perdamaian.
Warga Palestina berjuang untuk menciptakan negara merdeka di Tepi Barat dan Jalur Gaza dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kota masa depannya – tanah yang diduduki Israel dalam perang 1967.
Pembicaraan damai telah menemui jalan buntu sejak 2014, dengan Palestina mengatakan perluasan permukiman Yahudi telah merusak peluang negara yang layak.
Puasa Ramadan tahun ini dimulai pada akhir Maret.
Pada tahun-tahun sebelumnya, pada puncak bulan suci Ramadhan, yang tahun ini bertepatan dengan Paskah, terjadi bentrokan antara polisi Israel dan warga Palestina di sekitar Masjid Al-Aqsa di Yerusalem.
Sumber: Reuters
Palestina: Keikutsertaan Israel di Piala Dunia U-20 adalah kewenangan Indonesia
Pasukan Israel Bunuh Tiga Warga Palestina di Tepi Barat
Penerjemah: Yashinta Difa Pramodian
Editor: Anton Santoso