FaktaID

Informasi Berita Terupdate

Maret 27, 2023

Mengingat masa pengobatannya yang sangat panjang yaitu 6-9 bulan, maka diperlukan komitmen yang kuat dari dukungan pasien dan keluarga.

Jakarta (FaktaID) – Indah Rahmawati SpP, dokter spesialis paru dari Persatuan Dokter Paru Indonesia (PDPI), mengatakan pengobatan tuberkulosis atau tuberkulosis membutuhkan komitmen kuat dari pasien untuk bisa berjalan dengan baik hingga tuntas.

“Karena masa pengobatannya sangat panjang, enam sampai sembilan bulan, maka dibutuhkan komitmen pasien yang kuat dan dukungan keluarga,” ujar Indah Rahmawati saat dihubungi dari Jakarta, Selasa.

Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Sudirman (Unsoed) Purwokerto ini menjelaskan, dukungan keluarga sangat penting untuk mendorong pasien menggunakan narkoba.

Dia berkata: Keluarga dapat mendorong pasien dan mengingatkan pasien tentang jadwal pengobatan.

Menurut dokter yang bekerja di sejumlah rumah sakit di Porvookerto ini, edukasi kepada masyarakat terutama bagi keluarga dan penderita perlu terus ditingkatkan bahwa meskipun TBC merupakan penyakit menular, namun mudah dicegah dan diobati.

Dikatakannya, Masyarakat umum khususnya keluarga, serta penderita TBC perlu diingatkan bahwa TBC mudah diobati dan salah satu kunci utama pengobatan adalah kepatuhan minum obat dan pengobatan sampai tuntas.

Kemenko PMK Sebut Masalah TBC Bukan Hanya Soal Pengobatan
Menkes Sebut Tren Penyakit Menular di Indonesia Berubah

Namun, dr. Inda juga mewanti-wanti bahwa efek samping dari obat ini bisa saja terjadi dan harus berhati-hati selama pasien dirawat.

Katanya: Efek sampingnya antara lain mual, muntah, gatal, kesemutan, nyeri sendi karena asam urat meningkat.

Kendati demikian, kata dia, selama pasien rutin melakukan kontrol dan konsultasi, maka efek samping yang berkembang dapat diatasi dan dikelola dengan baik.

Dikatakannya: Perlu adanya kontrol dan konsultasi rutin agar dokter yang menangani penderita TBC dapat segera mengambil langkah selanjutnya untuk mengatasi efek samping yang ditimbulkan oleh obat.

Sementara itu, Staf Spesialis Pembangunan Berkelanjutan Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Agus Suprapto mengatakan, masyarakat dapat berperan aktif dalam upaya pengendalian TB.

“Masyarakat juga dapat berperan dalam penanganan kasus berbasis komunitas, serta menyebarkan informasi tentang TB kepada orang lain di sekitarnya,” ujar Agus.

Pemerintah Ciptakan Kolaborasi Lintas Sektor untuk Memberantas TBC

Koresponden: Wuryanti Puspitasari
Editor: Risbani Fardanieh