FaktaID

Informasi Berita Terupdate

Juni 9, 2023

Kami percaya bahwa kolaborasi yang kami buat ke arah pertanian berkelanjutan menciptakan manfaat bagi petani, bisnis, dll.

Jakarta (FaktaID) – Industri pangan yang tergabung dalam SwissCham Indonesia atau Kamar Dagang Swiss-Indonesia siap mendukung dan mewujudkan usaha pertanian berkelanjutan di tanah air sebagai salah satu upaya memerangi perubahan iklim.

Perusahaan anggota SwissCham Nestlé, Syngenta dan Cultiva mengatakan dalam sebuah pernyataan di Jakarta pada hari Kamis bahwa dengan inovasi dan kerja sama yang tepat, semua bisnis dapat merangkul pembangunan berkelanjutan sebagai langkah penting untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi nasional dan membantu Indonesia mencapai pemulihan. Di tengah ketidakpastian ekonomi. global

Corporate Sustainable Agriculture Head Nestlé Indonesia Siahrudi mengatakan, pihaknya bersama mitra petani sedang memajukan praktik pertanian regeneratif yang merupakan jantung dari sistem pangan kita.

“Kami percaya kemitraan yang kami ciptakan dalam pertanian berkelanjutan bermanfaat bagi petani, bisnis, dan pada saat yang sama berdampak positif bagi lingkungan,” katanya.

Aksi Bersama Pertanian Berkelanjutan Dimulai di Bali

Sementara itu, Presiden Syngenta Indonesia Kazem Hasanin menjelaskan bahwa petani Indonesia harus memenuhi kebutuhan dan harapan lingkungan yang terus berubah dari regulator, konsumen, serta produsen dan pedagang makanan.

Dia berkata: “Ada tekanan yang meningkat dari perubahan iklim, erosi tanah dan hilangnya keanekaragaman hayati, dan selera konsumen yang berubah terhadap makanan dan kekhawatiran tentang bagaimana itu diproduksi. Dan sifat pertanian, seperti gulma, hama dan penyakit. Itu masih menimbulkan tantangan.”

Dalam kaitan itu, menurut dia, pihaknya akan fokus untuk mencoba memajukan teknologi yang digunakan petani untuk meningkatkan produktivitas dan profitabilitasnya, serta memastikan melalui ilmu pengetahuan bahwa teknologi tersebut juga menjawab tantangan keberlanjutan di bidang pertanian.

Peningkatan 22% investasi publik di bidang pertanian dan sistem pangan pada 2022

CEO Koltiva Manfred Bohrer menambahkan ketertelusuran memainkan peran penting dalam menciptakan rantai pasokan yang bertanggung jawab dan etis yang menguntungkan pelanggan, pemangku kepentingan, dan lingkungan.

“Dengan kontribusi sektor pertanian yang signifikan terhadap PDB Indonesia, kami menyadari pentingnya solusi inovatif untuk mempromosikan keberlanjutan sekaligus memenuhi standar peraturan,” katanya.

Sebelumnya, Mozalifa Mechmoud, Deputi Koordinator Bidang Perekonomian Kementerian Perekonomian dan Pangan dan Pertanian, menyampaikan pentingnya kerjasama dan inovasi teknologi untuk mewujudkan pertanian berkelanjutan di Indonesia.

“Saya yakin kita bisa membentuk masa depan pertanian berkelanjutan Indonesia melalui kerjasama dan inovasi teknologi,” ujarnya dalam diskusi “Shaping the future of sustainable agriculture in Indonesia through kerjasama dan inovasi teknologi.”

Sementara itu, Philippe Erga, Head of Swiss Economic Cooperation Kedutaan Besar Swiss di Indonesia mengatakan, melalui program kerja sama yang dilaksanakan Kedutaan Besar Swiss di Indonesia, pihaknya berkomitmen untuk mendukung produksi barang berkelanjutan di dalam negeri.

Program Lanskap Berkelanjutan Indonesia (SLPI) yang didanai Swiss bekerja dengan perusahaan swasta di 10 wilayah di pulau Sumatera dan Kalimantan untuk menciptakan peluang ekonomi bagi petani sambil melindungi lingkungan dan mengatasi perubahan iklim.

Koresponden: Subagio
Editor: Nusarina Yuliastuti