FaktaID.com – Pernikahan Kaiyang Ayu dan Bobby Nasution memang sudah berlalu. Tapi, kalau kita tilik lagi, pernikahan adat Jawa dari putri satu-satunya presiden Joko Widodo ini memang cukup menyedot perhatian publik.
Bagaimana tidak, hampir seluruh televisi nasional meliput. Kita tentu tahu jika pernikahan Kahiyang dan Bobby terlihat megah namun tetap sederhana. Bukan cuma itu, pernikahan anak kedua Jokowi tersebut juga tetap memertahankan adat Jawa.
Ya, kita tentu tahu ada banyak sekali prosesi yang dilakukan, baik oleh Kahiyang maupun Bobby. Namun, jangan salah. Segala prosesi pernikahan adat Jawa tersebut ternyata mengandung makna dan filosofi mendalam.
Kali ini kita akan sedikit menjabarkan tentang prosesi adat Jawa yang dilaksanakan di pernikahan Kahiyang Ayu dan apa aja makna serta filosofinya.
7 Prosesi Pernikahan Adat Jawa
1. Pemasangan Bleketepe
Dalam pernikahan adat Jawa ada yang namanya pemasangan Bleketepe. Apa sih bleketepe itu? Bleketepe adalah anyaman yang terbuat dari daun kelapa. Dibuat sedemikian rupa hingga menjadi sebuah anyaman. Bleketepe ini mesti dipasang langsung oleh sang ayah dari pengantin perempuan didepan rumahnya. Bleketepe sendiri memliki makna keteduhan.
Diharapkan setelah bleketepe dipasang. Para tamu undangan diberikan keteduhan dan prosesi pernikahan berjalan lancar tanpa ada halangan. Selain itu, pemasangan bleketepe juga sebagai tanda kepada tetangga dan orang lain bahwa si pemilik rumah dalam waktu dekat ini akan melaksanakan hajat pernikahan salah satu anaknya.
2.Tuwuhan
Setelah memasangkan bleketepe didepan rumah. Biasanya dalam prosesi pernikahan adat Jawa sang pemilik rumah juga melaksanakan prosesi pemasangan tuwuhan. Apa itu tuwuhan? Tuwuhan adalah pemasangan beberapa hasil bumi berupa pisang raja dengan buah yang sudah masak,tebu wulung, daun randu dan pari sewuli, dan berbagai macam dedaunan.
Pisang raja yang sudah masak bermaksud jika calon pengantin yang akan dinikahkan dimaknai sudah memiliki pemikiran dewasa. Selain itu pemilihan pisang raja juga bermaksud untuk pengharapan agar sang anak yang dinikahkan akan mendapatkan kemakmuran dan kejayaan seperti raja.
Bukan cuma pisang, tebu wulung memiliki makna kehidupan yang enak dan bahagia, selain itu wulung juga memiliki filosofi kebijaksanaan sebagai pengharapan jika kedepan para calon pengantin nantinya selalu bijak dalam mengambil keputusan, sementara randu dan pari bermakna sandang dan pangan. Diharapkan calon pengantin nantinya akan tercukupi segala kebutuhannya.
3.Siraman
Selanjutnya adalah prosesi Siraman. Sebagaimana kita tahu, prosesi siraman juga dapat ditemui di beberapa prosesi adat suku lain. Prosesi siraman bermaksud untuk pembersihan diri baik raga maupun batin calon mempelai.
Sebelum siraman dlakukan calon pengantin hendaknya meminta restu pada orang tuanya. Kemudian yang dapat menyiram calon pengantin juga tak dapat sembarangan orang. Hanya orang tua mempelai, orang yang dituakan dan juga orang-orang yang dipilih oleh orang tua pengantin.
Selain itu, air yang dipakai untuk siraman juga diambil dari tujuh sumber berbeda. Dalam pernikahan adat Jawa dari Kahiyang, air diambil dari Keraton Solo, Masjid Mangkunegaran, Masjid Agung Solo, Masjid Laweyan, Istana Negara Jakarta, Istana Bogor, dan kediaman pribadi Jokowi. Air tersebut dicampur kemudian di taburi bunga setaman.